Setelah Masuk Islam, Pendeta Ini Mengubah Gerejanya Jadi Masjid


Adekunle Afolabi, setelah masuk Islam (insert), dan saat masih jadi pendeta bersama jemaatnya

Satu gereja di Nigeria beralihfungsi menjadi masjid ketika pemiliknya memeluk agama Islam. Adekunle Afolabi, pendeta berusia 45 tahun itu adalah pendiri dan pemimpin Apata Adura Cherubim dan Gereja Seraphim, Ekute, Ado-Ekiti, Ekiti.

Pendeta Nigeria tersebut mengaku, sebelum memutuskan membaca dua kalimat syahadat, dia bermimpi didatangi oleh seorang pria berbaju putih.

"Awalnya di mimpi itu, saya melihat anggota jama’at saya sedang duduk di lantai di gereja dan beberapa dari mereka menutupi kepala mereka. Saya juga melihat orang-orang mencuci tangan dan kaki mereka sebelum memasuki gereja seperti yang dilakukan dalam Islam," ujar Adekunle Afolabi, dilansir dari Onislam, Kamis (6/8).

Pria berjubah putih di dalam mimpinya menunjukkan bahwa Islam merupakan satu-satunya petunjuk yang membantunya menemukan surga.

Adekunle Afolabi yang kini mengganti namanya menjadi Abu Bakar Afolabi telah meninggalkan 150 jemaatnya. Gereja yang sebelumnya dijadikan tempat ibadah diganti menjadi masjid. Afolabi mengatakan bahwa hal itu menarik banyak ummat Islam.

“Gereja saya kini telah diubah menjadi sebuah masjid, dan masjid itu dihadiri oleh banyak ummat Islam. Sekarang aku bahkan tidak bisa menghitungnya,” katanya.

Afolabi sendiri saat ini masih menjadi makmum dan masih terus belajar tentang Islam.

“Seorang Imam saat ini mengelola masjid itu, sementara saya juga ada disana untuk belajar lebih banyak tentang agama ini,” ujarnya.

Menurut sebuah wawancara sebelumnya dengan surat kabar The Sun, ia telah memeluk agama Kristen selama 25 tahun dan mendirikan gerejanya lima tahun yang lalu.

Keputusannya untuk memeluk ke Islam berhadapan dengan reaksi yang berbeda dari keluarga dan teman-temannya.

“Mereka selalu tahu bahwa saya jujur dengan apa yang saya lakukan dan mereka menghormati saya untuk itu, dan juga menghormati keputusan saya,” katanya.

“Satu-satunya orang pada saat itu yang menentang saya adalah istri saya, karena dia adalah seorang Kristen ketika aku menikahinya,” ungkapnya.

“Dia bilang dia akan cerai dan memutuskan pernikahan ini, dan saya berkata tidak apa-apa dan saya tidak ingin mati sebagai seorang Kristen, tapi saya akan lebih baik mati sebagai seorang Muslim.”

“Tapi setelah beberapa saat, ia menemukan bahwa kami tidak menyembah berhala apapun. Kami selalu menyembah Allah. Dia kembali dan menerima saya. Juga, anak-anak saya mendukung saya dan telah bergabung dengan saya.”

Nigeria adalah salah satu negara yang paling religius di dunia, terbagi antara wilayah utara dengan mayoritas Muslim, dan wilayah selatan dengan mayoritas Kristen.

Muslim dan Kristen, masing-masing membentuk sekitar 55 dan 40 persen dari 140 juta penduduk Nigeria, dan sebagan besar mereka telah hidup dalam damai.

Tapi ketegangan etnis dan agama telah bergejolak selama bertahun-tahun, didorong oleh kebencian antara kelompok adat, yang sebagian besar Kristen atau animis, yang berlomba-lomba untuk menguasai lahan pertanian yang subur dengan migran dan pemukim Muslim di wilayah utara yang berbahasa Hausa.

*Sumber: ROL, Ar-rahmah
Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

0 comments:

Post a Comment