Manfaat Medis Duduk Antara Dua Sujud Saat Salat



Salat merupakan perintah wajib yang paling penting dan paling hakiki dalam Islam. Saat melaksanakan ibadah ini, salah satu gerakan yang menjadi rukun adalah duduk di antara dua sujud atau disebut juga dengan Iftirash. Gerakan ini berupa duduk dengan menegakkan kaki kanan dan membentangkan kaki kiri kemudian menduduki kaki kiri tersebut. Meski berlangsung sebentar, ternyata gerakan ini memiliki manfaat medis yang sangat besar.

Saat sedang berada dalam posisi gerakan ini,  syaraf pangkal paha yang berada di atas tumit kaki akan terpijit (refleksi). Hasil Pijatan ini mampu melindungi dari penyakit saraf pangkal paha atau yang disebut syaraf nervus ischiadus. Syaraf ini menyebabkan penyakit neuralgia yang ditandai dengan rasa nyeri, sakit, hingga berakibat kaki tidak bisa digerakkan.

Selain mencegah neuralgia, gerakan duduk Iftirash juga bermanfaat medis untuk menjaga kesehatan jantung dan memperlancar sistem sirkulasi darah.  Ternyata saat dalam posisi ini aliran darah tidak akan sampai ke kedua kaki bagian bawah. Dengan posisi ini, aliran pembuluh darah utama di tungkai akan terhenti. Namun, debit aliran darah ke otak dan organ dalam lainnya akan bertambah. Pada saat bersamaan, posisi ini dapat mengembangkan sirkulasi melalui pembuluh kolateral kaki.

Posisi ini juga dapat meningkatkan konsentrasi. Hal ini disebabkan ketika gerakan duduk sudah  mencapai tekukan, saturasi menurun sampai 93 persen, lalu nadi menghilang, dan saturasi tidak terdeteksi lagi. Saat itulah aliran darah utama berhenti total. Debit darah ke otak dan organ penting bertambah, metabolisme meningkat, dan kosentrasi daya pikir pun lahir. Sebab itulah disarankan kepada bagi yang akan belajar keras untuk duduk dalam posisi ini agar mendapatkan konsentrasi tinggi.

Duduk diantara dua sujud juga bermanfaat untuk menyeimbangkan sistem kerja elektrik serta saraf keseimbangan tubuh. Posisi ini dapat menjaga kelenturan saraf bagian paha bagian dalam  dalam, cekungan lutut, betis, sampai jari-jari kaki yang dapat mencegah prostat, diabetes, dll. Setelah dikaji secara medis, gerakan Iftirash dapat mengaktifkan kelenjar keringat dan mencegah pengapuran.  Hal ini disebabkan bertemunya lipatan paha dan betis.

Duduk dengan jari-jari kaki menekuk juga merupakan relaksasi maksimal dari kelompok otot-otot betis. Saat duduk seperti ini, otot-otot diregangkan maksimal sehingga terjadi pemulihan dan bebas dari timbunan asam laktat penyebab nyeri dan kelelahan. Dan efek lebih lanjut dapat memperkuat dan mempertahankan trauma fisik dan mekanik. Kemudian, saat duduk iftirasy, tumit juga akan menekan aliran kandung kemih, kelenjar kelamin, dan saluran vas deferens. Jika dilakukan terus menerus dengan benar, posisi duduk seperti ini bisa membantu mencegah impotensi.

Sementara itu, manfaat ini berbeda pula dengan manfaat duduk diantara dua sujud pada Tahiyat Akhir atau tawarruk. Gerakan ini  sempurna dan sangat baik bagi pria karena dapat membantu mencegah impotensi dan mencegah gangguan pada ureter, kandung kemih (vesica urinaria), vas deferens, dan uretra. Variasi posisi telapak kaki pada duduk iftirasy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian gerakan. Gerakan ini terlihat harmonis dan dapat menjaga  kelenturan dan kekuatan organ kaki.

Namun Iftirash dan tawarruk harus dilakukan dengan benar untuk bisa mendapatkan khasiat ini. Bagi mereka yang tidak meluruskan kaki kanan mereka secara vertikal, mereka tidak akan mendapatkan “tekanan refleksologi”  ini. Untuk itu sebaiknya dapat menggerakan sesuai agar bisa memperoleh manfaat medisnya. Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

0 comments:

Post a Comment