Perbedaan Umur Langit dan Umur Bumi

 http://3.bp.blogspot.com/-0kkChV40y0E/TZnSdFHYfNI/AAAAAAAABbU/UIwtlAuKQLI/s1600/siapakah+penghuni+bumi+sebelum+manusia.jpg

“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia berkuasa di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Al-Sajdah 32:4)
 
Katakanlah, “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam” (QS. Al-Fushshilat 41:9)

SATU dari sekian banyak contoh yang  dirincikan Al-Qur’an adalah umur bumi dan alam semesta ini, yang kata orang bahwa bumi kita ini sudah tua. Lalu bagaimanakah Al-Qur’an menceritakan tentang perihal tersebut ? dan bagaimana pula sistematika rinciannya?

Menurut penelitian ilmuwan, umur alam semesta atau disebut ‘langit’ dalam bahasa Al-Qur’an memang lebih ‘tua’ dari bumi. Berdasarkan QS. Al-Sajdah:4 Allah SWT memposisikan kata ‘langit’ sebelum ‘bumi’. Lalu, mengapa Allah selalu mendahului kata’ langit’ dari pada ‘bumi’ dalam setiap firman-Nya? Berikut rinciannya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjZk3iQvvIcxQ5d3kCTlkz8ZKuF-CZ0oa2wLW3QcP2Jv92zsi0m5kEa8QQoZNISSzQRQhg7rHtwK5sTvp1lTuWyLw4hS0qzXeWm6kh7XzKpODDovPy1oOmwFrz7b1ijM178V6HpmOFlFGA/s1600/wings-of-the-heavenshh.png

Analogi : Allah SWT. menciptakan langit dan bumi dalam enam masa (QS.Al-Sajdah 32:4), serta menciptakan bumi sebagai tempat tinggal dalam dua masa (QS. Fushshilat 41:9). Menurut para ahliGeologi, meninjau dari batuan meteorit tertua, perkiraan umur bumi adalah sekitar 4,56 × 109 tahun. Kembali ke Al-Qur’an jika umur langit 6 masa dan umur bumi 2 masa, maka perbandingannya adalah 6 : 2 = 3 : 1, jadi umur alam semesta dapat kita cari dengan cara yaitu 4,56 × 109 × 3 = 13,68 × 109tahun. Itu adalah perhitungan umur umur alam semesta atau ‘langit’ versi Al-Qur’an.

Fakta :  Versi sains modern menyatakan tentang sebuah teori bernama Big Bang yang menyebutkan bahwa umur alam semesta 13,7  × 109 tahun. Angka tersebut hampir mendekati angka perkiraan umur alam semesta versi Al-Qur’an. Subhanallah, apakah ini suatu kebetulan ?

Terdapat selisih 20 juta tahun antara perhitungan sains modern dengan Al-Qur’an. Namun, perbedaan ini bukanlah menjadi suatu selisih yang signifikan. Dan kita bisa menyimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kajian dan pedoman yang sangat Akurat. Wallahu’alam Bissawab.

Sumber

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Ini Rahasia Dari Rasulullah Agar Urusan Menjadi Mudah dan Berkah



https://kaahil.files.wordpress.com/2012/03/jalanbercabang.jpg?w=300&h=197


Oleh: Muchlis Handoko

BISMILLAH washolatu wassalam ala rosulillah, amma ba’du;

Pembaca yang dirahmati Allah SWT

Nabi SAW telah mengajari kita dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori, untuk melakukan sunahnya ini setiap kali kita ingin pergi menunaikan urusan-urusan dunia.

Akan tetapi, sunah ini layaknya batu kerikil kecil yang tak banyak orang menginginkannya, bahkan mengambilnya, ataupun meliriknya. Padahal ia mempunyai peran penting, tuk membangun sebuah gunung yang besar dan kokoh. Sebagaimana sunah  yang singkat ini, bisa membawa kemudahan, dan keberkahan yang banyak dengan izin Allah SWT.

Setiap kita pasti menginginkan agar mendapatkan kehidupan yang mudah, berkah, dan bahagia yang hakiki. Tapi mengapa banyak diantara kita yang justru menjauhi satu-satunya sumber kebahagiaan, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah ?

Inilah pembaca yang budiman, sunah yang jika engkau lakukannya, niscahya kemudahan, keberkahan, dan hasil yang menyenangkan akan kamu dapat bidznillah. Yaitu sholat dan doa istikhoroh sebelum melakukan kebutuhan yang anda ingin lakukan. Mari kita simak konteks hadisnya.

روى البخاري عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم يعلمنا الاستخارة في الأمور كلها، كالسورة من القرآن: ((إذا هم بالأمر فليركع ركعتين، ثم يقول: اللهم إني أستخيرك بعلمك، و أستقدرك بقدرتك، وأسألك من فضلك العظيم، فإنك تقدر ولا أقدر، و تعلم و لا أعلم، و أنت علام الغيوب، اللهم إن كنت تعلم أن هذا الأمر خير لي في ديني و معاشي و عاقبة أمري))، أو قال: (( في عاجلي أمري و آجله، فاقدره لي، و يسره لي، ثم بارك لي فيه، و إن كنت تعلم أن هذا الأمر شر لي في ديني و معاشي و عاقبة أمري))، أو قال: ((في عاجل أمري و آجله، فاصرفه عني و اصرفني عنه، و اقدر لي الخير حيث كان، ثم رضني به، و يسمي حاجته.))

Artinya: “Diriwayatkan oleh Al-Bukhori dari Jabir. ra berkata:”Rasulullah SAW mengajari kita (tuk membaca) doa istikhoroh dalam semua urusan dunia, seperti Ia mengajari kita sebuah surat dari Al-qur’an.Nabi SAW bersabda :” jika ada yang ingin menunaikan kebutuhannya, maka hendaklah ia sholat dua rakaat, kemudian membaca doa “Ya Allah, pilihkanlah untukku diantara dua perkara yang terbaik bagiku, dan takdirkanlahyang terbaik itu untukku, dan aku memohon dengan kemuliaanmu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Maha kuasa sedangkan aku tidak, dan Engkau Maha mengetahui sedangkan aku tidak, dan hanya Engkau yang mengetahui perkara yang goib. Ya Allah.. jika Engkau mengetahui (sebutkan kebutuhan kita) baik untukku, agamaku, kehidupanku, dan akhirnyapun baik untukku, maka tetapkanlah itu untukku, dan mudahkanlah ia untukku, dan jadikanlah ia berkah bagiku. Dan jika engkau mengetahui bahwa itu buruk bagiku,agamaku, dan kehidupanku maka palingkanlah aku dari itu, dan palingkanlah itu dari, kemudian takdirkanlah yang terbaik untukku dan buatlah aku ridho dengan pilihan itu. (1)

https://muslim.or.id/wp-content/uploads/2013/11/shalat_khusyu.jpg

Nah, inilah yang biasa dilakukan oleh Nabi kita, yaitu sholat istikhoroh setiap kali ingin menunaikan urusan dunianya. Dan Nabipun mengajari doa ini kepada para sahabat, seperti mengajari mereka al-qur’an, yang mana ini menunjukan akan pentingnya istikhoroh itu.

Para ulama mengatakan bahwa kebahagian, dan keberkahan insan, terletak pada banyaknya istikhoroh yang ia lakukan dalam urusan dunianya. Disebutkan pula dalam kitab hishnul muslim, bahwa orang yang beristikhoroh kepada Robbnya, dan bermusyawarah dengan mukmin lainya, tidak akan menyesal dengan apa yang ia lakukan. (2)

Begitulah pembaca yang budiman, oleh karena itu, marilah kita hidupkan kembali sunah Nabi kita yang mulia ini, dan mengajarinya kepada yang lain.

***

Referensi:
)1) HR: Al-Bukhori, jilid: 7, no: 162.
(2) Hishnul Muslim, cetakan: 1,hal: 40
***


Sumber

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Mengerikannya Himpitan Kubur


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9iDSxuya1jiapb9W3ekEw9G3YUn9kQIgc-TVzsJJhMMxREy3n3Plc5qnOn-4uIKTUdDhx7lylLohT1uDQqRO9pZm-XHy0iMwFv9eCwcs3rJ_4-jMggdGLApZTDFNFrfQhI0070UoBhSQ/s1600/Dimakamkan1.jpg

SETELAH mayit diletakkan di dalam kubur, kubur akan menghimpit dan menjepit dirinya. Tak seorang pun baik besar atau kecil, saleh atau jahat, dapat selamat dari himpitan kubur. Beberapa hadis menerangkan bahwa kubur menghimpit Saad bin Muadz yang kematiannya membuat ‘arasy bergerak, pintu-pintu langit terbuka serta malaikat sebanyak tujuh puluh ribu menyaksikannya. Dalam Sunan an-Nasa’I diriwayatkan dari Ibn Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Inilah yang membuat ‘arasy bergerak, pintu-pintu langit dibuka dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur), tapi kemudian dibebaskan.”

Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari Ibn Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kubur memiliki himpitan yang bila seseorang selamat darinya, maka (ia selamat sama seperti) Saad ibn Muadz yang telah selamat,” (HR. Ahmad).

 https://gizanherbal.files.wordpress.com/2012/03/skull.jpg

Dalam Musnad al-Kabir dan Musnad al-Awsath karya Thabrani, dari Ibn Abbas disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya seseorang selamat dari himpitan kubur, maka Saad ibn Muadz telah selamat. Ia telah dihimpit kemudian dilepaskan.”

Salah satu dalil yang menunjukkan bahwa himpitan kubur pasti dialami oleh setiap manusia adalah bahwa anak-anak kecil tidak luput dari itu. Disebutkan dalam Musnad ath-Thabrani al-Kabir dari Abu Ayyub al-Anshari dengan sanad sahih, dan dalam Musnad al-Awsath karya ath-Thabrani dan al-Kamil karya Ibn ‘Ady dari Anas bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya seseorang luput dari himpitan kubur, maka sungguh anak kecil ini akan selamat.”

Sumber

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Apabila Keguguran Terjadi Ini Yang Di Dapatkan Sang Orangtua Di Hari Kiamat


 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd0Dta5a5xo0hgZlRI2VKmt2NiPhn0zspGcTQ-TnIqPOIvfJAqAtN3Tuplb3WJZzmiDeuQwM6ZsnRIxTFqOTh-xjie2WOL6Dy8uDt6aHWRLPShzhTL78VxuNY1s4CoMuBKoHwJeyV5VC15/s400/mg+16+aa.jpg

BANYAK hadits dalam hal ini yang sangat menggembirakan hati orang yang mendengarnya. Antara lain,

Mu’adz bin Jabal pernah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW, bersabda :

“Demi Dzat jiwaku berada di tangan-Nya, Sesungguhnya bayi yang gugur benar-benar akan menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga bila ibunya rela dengan itu.” Artinya, ibunya bersabar dengan kehilangan anaknya.

Ali R.A Menuturkan bahwa Rasulullah bersabda :

“Sesungguhnya bayi yang gugur benar-benar akan memprotes Rabbnya bila kedua orang tuanya dimasukan ke dalam neraka. Hingga dikatakan kepadanya, ‘Wahai bayi yang gugur yang memprotes Rabbnya, masukanlah kedua orang tuamu ke dalam surga.’ Ia pun menarik keduanya dengan tali pusarnya untuk dimasukkan ke dalam surga.”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz_OOyyvYOulEif5paDOb2uP69KqERe4UFwWAKH7dTaatGuctMxvW9m0ro0-ABAzq5bvFxC9-333C0t1dGDj-iYQl4hGWJeflpPmMI3bjRcJBQdXuvz3GVmGaQSK2KFEJwA0AFcQwr-Ler/s1600/Gerakan-Janin-Dalam-Kandungan_780_390.webp

Makna yurghimu rabbahu ialah marah dan menentang. Maksudnya, ia akan datang dalam keadaan marah karena ayah dan ibu (dimasukkan ke neraka).

Perhatikan, Semoga Allah merahmati anda, bagaimana perhatian islam yang demikian besar kepada manusia meskipun masih berupa janin.

Sumber

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Saat Penghuni Neraka Masuk, Ukuran Gigi Gerahamnya Sebesar Gunung Uhud


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixeusAVmJOV15QH3C_kjxq4z-28Z5UfctWTWJcsW4nNNptVTUH5yfOF93laYqQN6KJ9l2ILqNNaflOrewXmBN4aAHdH2M0VgbUHUTXovm4z-ZHSYmopPWcNZVsdsz1lXb0FvD5blo8JFo_/s1600/jabal-magnet.jpg

PADA waktu penghuni neraka masuk ke dalamnya, ukuran badan mereka besar sekali, tetapi bagaimana bentuknya tidak ada yang memahaminya kecuali Zat yang menciptakan mereka. Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah , Rasulullah SAW bersabda, “Jarak antara kedua orang kafir yang masuk neraka adalah tiga hari perjalanan seorang penunggang cepat,” (HR.Muslim).

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Geraham orang kafir itu atau gigi taring atasnya, sama besarnya dengan bukit Uhud dan tebal kulitnya sama dengan tiga hari perjalanan,” (Shahih Muslim).

Rasulullah SAW bersabda, “Kulit orang kafir itu 42 hasta tebalnya, gerahamnya sebesar Uhud, sedangkan ruangan yang diperlukannya sama seperti jarak antara Mekah dan Madinah.”(HR. Tarmidzi).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9sl7QFknjuS7ZnWBFZPig9N2ng3wsi_BxtFqwAE1mBk0gz1u8XSp5WQxE42G_wfrJtHTSZq_pYKyFtsDOh7MJvqdgZNnXWDzPI0JAC2zGzcntZEJwoxgXkr9o2JaxMNCJyRNuSJxOKjY/s1600/lubang+neraka.jpeg

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Geraham orang kafir pada hari kiamat nanti sama besarnya dengan Uhud, dan tebal kulitnya tujuh puluh hasta. Tangannya seperti al-Bayda’, pahanya seperti Warqan, dan luas ruangan yang diperlukannya sama seperti jarak antara saya dan ar-Rabdah,” (HR. Al-Hakim dan Ahmad).

Penambahan ukuran badan orang-orang kafir tersebut juga akan menambah azab dan siksaan yang akan mereka terima nanti. Mengenai hadis yang diriwayatkan Muslim tentang soal ini, an-Nawawi berkata, “Semua ini dimaksudkan untuk memperbesar penderitaan, dan semua ini bisa saja dilakukan Allah SWT. Kita harus mempercayainya, karena Nabi sendiri yang menginformasikan hal itu kepada kita.” Ibn Katsir, dalam mengomentari hadits-hadits tersebut berkata, “(Itu) supaya hukuman dan penderitaan mereka lebih pedih, sebagaimana Firman Allah SWT, “….supaya mereka merasakan azab,” (QS. An-Nisa : 56).

Sumber

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Perbaiki Jadwal Sholatmu, Agar Allah Atur Jadwal Hidupmu


[Copas dari viral sosial media, semoga bermanfaat]

Dibawah ini adalah tulisan Arief Budiman, CEO Petakumpet Advertising di Jogja, penulis buku 'Tuhan Sang Penggoda'.

Kisah penuh nasehat dengan ending yang mengejutkan, juga intropeksi.. Kenapa hidup kita berantakan? Jangan-jangan karena jadwal sholat kita yang juga berantakan..

Selamat membaca!

"PERBAIKI JADWAL SHOLATMU, AGAR ALLAH ATUR JADWAL HIDUPMU"

Pada suatu hari di awal-awal saat memulai bisnis dulu, saya ketemu masalah seperti ini: saya janjian dengan 3 orang di Jakarta. Saat itu posisi saya di Jogja tanpa banyak kenalan di Jakarta dan cekak banget dananya.

Begini jadwalnya: Pak A janji ketemu hari Senin siang, Pak B hari Rabu pagi dan Bu C di hari Jumat sore. Jika saya mau gampang, saya harus berangkat naik kereta Minggu malam dan menginap di Jakarta 5 hari dan pulang Jumat malam.

Sayanya yang bingung: nginep dimana, biaya makannya dimana? Duh ribet, padahal janjiannya udah di-arrange lama dan posisi orang yang mau saya temui itu Boss-boss semua untuk penawaran kerjaan promosi.

Saya harus mengikuti jadual mereka, saya tak kuasa menentukan jadual karena saya yang butuh.

Pusinglah saya memikirkan jadual yang mustahil itu. Sampai seminggu menjelang harinya, saya ketemu seorang teman, yang ilmu agamanya lumayan.

Karena belum menemukan solusi, saya pun curhat padanya. Teman saya mengangguk-angguk lalu bertanya, "Jadual sholatmu gimana?"

"Jadual sholat? Apa hubungannya?" saya keheranan.

"Sholat subuh jam berapa?" tanpa menjawab pertanyaan saya, dia meneruskan pertanyaannya.

" Errr... Jam setengah enam, jam enam. Sebangunnya lah.. Kenapa," jawab saya.

"Sholat dhuhur jam berapa?"

"Dhuhur? Jadual sholat dhuhur ya jam 12 lah..." jawab saya.

"Bukan, jadual sholat dhuhurmu jam berapa?" ia terus mendesak.

"Oooh, jam dua kadang setengah tiga biar langsung Asar. Eh, tapi apa hubungannya dengan masalahku tadi?" saya makin heran.

Temen saya tersenyum dan berkata, "Pantas jadual hidupmu berantakan."

"Lhooo.. kok? Apa hubungannya?" saya tambah bingung.

"Kamu bener mau beresin masalahmu minggu depan ke Jakarta?" tanyanya lagi.

"Lha iya, makanya saya tadi cerita...," saya menyahut.

"Beresin dulu jadual sholat wajibmu. Jangan terlambat sholat, jangan ditunda-tunda, klo bisa jamaah," jawabnya.

"Kok.. hubungannya apa?" saya makin penasaran.

"Kerjain aja dulu kalo mau. Enggak juga gak papa, yang punya masalah kan bukan aku...," jawabnya.

Saya pun pamit, jawabannya tak memuaskan hati saya. Joko sembung naik ojek, pikir saya. Gak nyambung, Jek.

Saya pun mencari cara lain sambil mengumpulkan uang saku buat berangkat yang emang mepet. Tapi sehari itu rasanya buntu, buntu banget.

Sampai saya berfikir, ok deh saya coba sarannya. Toh gak ada resiko apa-apa. Tapi ternyata beratnya minta ampun, sholat tepat waktu berat jika kita terbiasa malas-malasan, mengakhirkan pelaksanaannya. Tapi udahlah, tinggal enam hari ini.

Dua hari berjalan, tak terjadi apa-apa. Makin yakin saya bahwa saran teman saya itu tidak berguna.

Tapi pada hari ketiga, hp berdering. Dari asisten Pak A, "Mas, mohon maaf sebelumnya. Tapi Pak A belum bisa ketemu hari Senin besok. Ada rapat mendadak dengan direksi. Saya belum tahu kapan bisa ketemunya, nanti saya kabari lagi."

Di ujung telepon saya ternganga, bukannya jadual saya makin teratur ini malah ada kemungkinan di-cancel. Makin jauh logika saya menemukan solusinya, tapi apa daya. Karena bingung, saya pun terus melanjutkan sholat saya sesuai jadualnya.

Di hari berikutnya, hp saya berdering kembali. Dari sekretaris Pak B.

"Mas, semoga belum beli tiket ya? Pak B ternyata ada jadual general check up Rabu depan jadinya gak bisa ketemu. Tadi Bapak nanya bisa nggak ketemu Jumat aja, jamnya ngikut Mas."

Yang ini saya bener-bener terkejut. Jumat? Kan bareng harinya ama Bu C? Saya pun menyahut, "O iya, tidak apa-apa Pak. Jumat pagi gitu, jam 9 bisa ya?"

Dari seberang sana dia menjawab, "OK Mas, nanti saya sampaikan."

Syeep, batin saya berteriak senang. Belum hilang rasa kaget saya, hp saya berbunyi lagi. Sebuah SMS masuk, bunyinya:

"Mas, Pak A minta ketemuannya hari Jumat setelah Jumatan. Jam 13.30. Diusahakan ya Mas, tidak lama kok. 1 jam cukup."

Saya makin heran! Tanpa campur tangan saya sama sekali, itu jadual menyusun dirinya sendiri. Jadilah saya berangkat Kamis malam, ketemu 3 orang di hari Jumat dan Jumat malem bisa balik ke Jogja tanpa menginap!

Saya sujud sesujud-sujudnya. Keajaiban model begini takkan bisa didapatkan dari Seven Habits-nya Stephen Covey, tidak juga dari Eight Habbits. Hanya Allah yang kuasa mengatur segala sesuatu dari arsy-Nya sana.

Sampai saya meyakin satu hal yang sampai sekarang saya usahakan terus jalani: Dahulukan jadual waktumu untuk Tuhan maka Tuhan akan mengatur jadual hidupmu sebaik-baiknya.

Karena saya muslim, saya coba konfirmasikan ini ke beberapa teman non muslim dan mereka menyetujuinya.

Jika dalam hidup ini kita mengutamakan Tuhan, maka Tuhan akan menjaga betul hidup kita.

Tuhan itu mengikuti perlakuan kita kepadanya, makin disiplin kita menyambut-Nya, makin bereslah jadual hidup kita.

Jadi, kunci sukses bisnis ke-3 yang saya bisa share ke teman-teman: Sholatlah tepat waktu, usahakan jamaah.

Jika mau lebih top, tambahin sholat sunnahnya: qobliyah, bakdiyah, tahajjud, dhuha, semampunya.

Silakan dipraktekkan, Insya Allah jadual kehidupan kita (baik bisnis, keluarga maupun personal) akan nyaman dijalani.

Sampai hari ini, saya belum pernah berdoa lagi untuk menambah 24 jam sehari menjadi lebih banyak jamnya. 24 jam sehari itu sudah cukup, jika kita tak hanya mengandalkan logika untuk mengaturnya. Tak kemrungsung, tak buru-buru tapi tanggung jawab terjalani dengan baik.

Jika suatu hari saya menemukan jadual saya kembali berantakan, banyak tabrakan waktunya atau tidak jelas karena menunggu konfirmasi terlalu lama: segera saya cek jadual sholat saya.

Pasti disitulah masalahnya dan saya harus segera beresin sehingga jadual saya akan teratur lagi sebaik-baiknya. Seperti teman-teman sekalian, istiqomah alias konsisten menjalankan ini tentu banyak godaannya.

Tapi kalo gak pake godaan, pasti semua orang akan sukses dong. Jadi emang mesti tough, kuat menjalaninya, jangan malas, jangan cengeng.

-M. Arief Budiman-

****

Apa yang disampaikan pak Arief Budiman, sesungguhnya pengamalan dari hadits Nabi:

Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”

[Hadits Sahih riwayat Imam Tirmidzi, Imam Ahmad]

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Momen NATAL & Dialog Hebat Antara ISA AS dengan ALLAH SWT

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7fTYKE_GnatbAO9btdondDvGdE6vmH0jwx7WIQ1sX85rhABT0R1YItERwgkNOIj_SdgSdhvI4ynuzvsB6HjyQsuo8C9zYjwzk24py8JJoVXd5hdocbyqzltLfNSdaXeB4EdGXR6vDlRI/s1600/YesusBerdoa.jpg

Dialog Hebat Antara ISA AS dengan ALLAH SWT

Dalam Al Qur'an terdapat banyak dialog (hiwar). Salah satunya sangat menakjubkan. Nabi SAW pernah menangis ketika sampai di bagian dialog ini.

Ia adalah dialog ANTARA ISA AS DENGAN ALLAH SWT di akhir-akhir Surat Al Maa'idah. Tepatnya ayat 116-119.

Sangat pas dibaca dan direnungkan di saat momen Natal.




Di sini tidak akan diberi banyak penjelasan, hanya dikutip apa adanya dalam bentuk percakapan. Silakan dihayati.

وَإِذۡ قَالَ ٱللَّهُ يَـٰعِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ءَأَنتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ ٱتَّخِذُونِى وَأُمِّىَ إِلَـٰهَيۡنِ مِن دُونِ ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ سُبۡحَـٰنَكَ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنۡ أَقُولَ مَا لَيۡسَ لِى بِحَقٍّ‌ۚ إِن كُنتُ قُلۡتُهُ ۥ فَقَدۡ عَلِمۡتَهُ ۥ‌ۚ تَعۡلَمُ مَا فِى نَفۡسِى وَلَآ أَعۡلَمُ مَا فِى نَفۡسِكَ‌ۚ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّـٰمُ ٱلۡغُيُوبِ

ALLAH SWT: "Ya 'Isa ibna Maryam, a-anta qulta lin naasi ittakhidzuni wa ummi ilahaini min dunillah?" (wahai Isa putra Maryam, apakah engkau telah berkata kepada manusia "jadikan diriku dan ibuku sebagai dua sesembahan selain Allah"?).

ISA AS: "Subhanaka, maa yakunu liy an aqula maa laisa liy bi haqqin" (Maha Suci Engkau, tidaklah pantas bagiku mengatakan sesuatu yang aku tidak punya hak padanya).

ISA AS: "In kuntu qultuhu faqod 'alimtah. Ta'lamu maa fi nafsiy wa laa a'lamu maa fi nafsik. Innaka antal 'allamul ghuyub" (andai aku mengatakannya, Engkau pasti sudah tahu. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, sedang aku tidak tahu apa yang ada pada Diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu atas perkara-perkara yang ghaib).

ISA AS: "Maa qultu lahum illa maa amartani bihi, ani'budullaha robbi wa robbikum" (tidaklah yang kukatakan pada mereka, kecuali apa yang telah Engkau perintahkan kepadaku, sembahlah Allah Rabbku dan Rabb kalian).

ISA AS: "Wa kuntu 'alaihim syahidan maa dumtu fihim. Fa lamma tawaffaitani, kunta antar roqiiba 'alaihim. Wa anta 'ala kulli syai'in syahiid" (dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku ada di tengah mereka; bila kemudian Engkau mewafatkanku, Engkaulah pengawas mereka, Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu).

ISA AS: "In tu'adzhum fa innahum 'ibaduk wa in taghfirlahum fa innaka antal 'azizul hakim" (jika Engkau menyiksa mereka -karena dosa-dosanya- mereka itu hanya hamba-hamba-Mu belaka; namun jika Engkau mengampuni mereka, maka Dirimu pada hakikatnya adalah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).

ALLAH SWT: "Hadza yaumun yanfa'u as shadiqiina shidquhum, lahum jannatun tajri min tahtihal anhaar, kholidina fiha abada" (Ini adalah hari di mana bermanfaatlah kejujuran bagi orang-orang yang jujur. Atas mereka taman-taman surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal abadi di dalamnya).

Di bagian akhir ini, Allah SWT menegaskan, bila perkataan Isa itu jujur, maka dia beroleh surga yang mengalir sungai-sungai. Dan Isa memang jujur. Itu terlihat bahwa Allah SWT setelah berkata tentang "manfaat kejujuran", Dia hanya menyebut balasan SURGA, tanpa disertai ancaman NERAKA.

Sahabat-sahabat Budiman. Coba Anda hafalkan dialog tersebut. Sering-seringlah dibaca dalam SHALAT dengan penghayatan. Cobalah...

Terakhir, di sana ada kata-kata "wa kuntu 'alaihim syahidan maa dumtu fihim" (dan aku menjadi saksi atas mereka selagi aku ada di tengah mereka). Bagian ini menjadi dalil, bahwa orang-orang shalih di masa lalu tak boleh disalahkan karena perbuatan munkar orang-orang yang mengikutinya, selagi mereka tidak mencontohkan kemunkaran itu.

Demikian, semoga bermanfaat. Amin. Wallahu a'lam bisshawaab.

(Ustadz Sam Waskito)

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !